Fashion bukanlah garis lurus yang bergerak maju tanpa henti, melainkan sebuah siklus yang terus berputar. Gaya yang pernah mendominasi panggung mode di masa lalu sering kali kembali muncul setelah beberapa dekade, dengan sentuhan modern yang membuatnya relevan kembali. Fenomena ini dikenal sebagai fashion revival atau comeback style. Kembalinya tren lama tidak terjadi secara kebetulan, melainkan merupakan perpaduan antara nostalgia, kreativitas desainer, pengaruh budaya pop, dan perubahan cara pandang terhadap keberlanjutan mode.
Peneliti mode mengamati adanya siklus sekitar dua hingga tiga dekade di mana tren yang sempat “ditinggalkan” akan kembali populer. Generasi baru yang tidak mengalami tren tersebut secara langsung cenderung menganggapnya unik dan menarik. Sementara itu, generasi lama merasa bernostalgia dan kembali mengapresiasi gaya yang pernah mereka kenakan.
Serial televisi, film, dan media sosial memainkan peran besar dalam menghidupkan kembali gaya lama. Misalnya, serial Stranger Things membangkitkan minat pada estetika 80-an, sementara foto-foto selebriti di Instagram menginspirasi jutaan pengikut untuk mencoba gaya vintage.
Di tengah industri fast fashion yang memproduksi pakaian serupa secara massal, fashion lawas menawarkan keunikan dan karakter. Pakaian vintage memiliki detail desain, potongan, dan bahan yang jarang ditemukan di koleksi modern.
Kembalinya tren lama juga sejalan dengan gerakan mode berkelanjutan. Menggunakan kembali pakaian vintage atau membeli di toko thrift dianggap ramah lingkungan karena mengurangi limbah tekstil dan konsumsi sumber daya.

Era 70-an: Celana Cutbray dan Motif Psychedelic
Ciri khas: Celana melebar di bagian bawah (flare pants), warna-warna berani, motif abstrak yang dinamis.
Kembalinya tren: Dipopulerkan kembali di peragaan busana oleh merek seperti Gucci, serta menjadi pilihan busana festival musik.
Adaptasi modern: Dipadukan dengan crop top, jaket kulit, atau blazer oversized untuk memberi kesan kontemporer.
Era 80-an: Oversized Blazer dan Shoulder Pads
Ciri khas: Siluet besar dengan bahu tegas (power dressing), memberi kesan percaya diri dan otoritatif.
Kembalinya tren: Didukung oleh kebangkitan drama bertema retro di platform streaming dan gaya street style selebriti.
Adaptasi modern: Dipadukan dengan celana high-waist atau rok mini, sering kali dalam warna pastel atau netral.
Era 90-an: Denim on Denim dan Slip Dress
Ciri khas: Paduan jaket dan celana jeans (Canadian tuxedo), serta gaun satin tipis yang sederhana namun elegan.
Kembalinya tren: Mengikuti gelombang Y2K aesthetic yang viral di TikTok dan Instagram.
Adaptasi modern: Slip dress kini sering dipadukan dengan sneakers chunky atau sepatu boots untuk keseimbangan antara feminin dan kasual.
Aksesori Retro: Kacamata Cat-Eye dan Scrunchie
Ciri khas: Bentuk kacamata runcing di ujung, ikat rambut kain tebal dengan warna cerah atau motif floral.
Kembalinya tren: Dipicu oleh gerakan retro chic di media sosial, terutama di kalangan remaja dan mahasiswa.
Adaptasi modern: Variasi bahan satin, beludru, atau warna metalik memberi nuansa segar.

Desainer Menghidupkan Kembali Tren Lama
Desainer modern tidak sekadar menyalin gaya masa lalu, melainkan melakukan reinterpretasi. Misalnya:
Penggunaan bahan baru: Kain ramah lingkungan seperti linen organik atau poliester daur ulang menggantikan bahan sintetis era lama.
Penyesuaian siluet: Potongan dibuat lebih sesuai dengan kenyamanan dan gaya hidup masa kini.
Penggabungan gaya lintas dekade: Blazer oversized ala 80-an dipadukan dengan motif tie-dye ala 70-an.
Strategi ini memungkinkan fashion lama tetap relevan sekaligus terasa baru bagi generasi sekarang.
Pilih Satu Elemen Vintage
Hindari mengenakan pakaian dari kepala hingga kaki dengan gaya lawas penuh, kecuali ingin tampil seperti kostum. Sebagai contoh, kenakan celana cutbray dengan atasan modern.
Perhatikan Proporsi dan Warna
Fashion lama cenderung memiliki potongan dramatis atau motif ramai. Seimbangkan dengan warna netral atau atasan yang simpel.
Manfaatkan Aksesori
Kacamata, tas tangan, atau perhiasan vintage dapat memberi sentuhan klasik tanpa membuat tampilan berlebihan.
Eksperimen Layering
Padukan kemeja motif retro dengan jaket modern atau slip dress dengan kaus putih polos untuk nuansa segar.
Gunakan Pakaian Berkualitas
Pakaian vintage sering kali dibuat dengan teknik jahitan yang lebih tahan lama. Pilih yang kondisinya masih baik agar nyaman dipakai.
Kembalinya tren fashion lama membuktikan bahwa mode tidak pernah benar-benar “mati”, melainkan bertransformasi mengikuti zaman. Faktor nostalgia, pengaruh budaya pop, keunikan desain, dan kesadaran lingkungan membuat gaya 70-an, 80-an, dan 90-an kembali menghiasi jalanan, media sosial, dan panggung peragaan. Dengan memadukan elemen vintage dan sentuhan modern, setiap orang dapat menciptakan tampilan yang unik, personal, dan relevan, sambil menghargai warisan mode masa lalu.
baca juga : Tukar Sampah Plastik dengan Tiket Bus Suroboyo
baca juga : Pengangguran Banyak Orang Stres Meningkat!
baca juga : Membiasakan Disiplin Buang Sampah pada Anak